“Jika cinta
kata kan cinta… Jika tidak, kata kan tidak.. Jangan bohongi perasaanmu sendiri”
Kamu
mengenalkan namamu begitu saja ketika twitter ku di retweet oleh sebuah akun
twitter terfavorite.. yaa.. kamu “Henry Aditya”
“Avatarnya…??
Kenapa hanya berupa gambar sebuah mata yang tatapannya begitu tajam??” batinku
dalam hati ketika aku membuka avatarnya yang sekilas membuatku sedikit
penasaran. Ingin rasanya mengobrol dan berbicara langsung dengan IOS 6 via
faceTime dari smartphone ku, namun aku takut dia menjauh, karna aku merasa
bukan lah wanita cantik seperti yang sering dia lihat disana. Aku sederhana.
Awalnya,
semua berjalan sederhana, walau pun segala percakapan itu hanya tercipta
melalui pesan singkat dan dunia maya. Kehadiran nya membawa perasaan lain. Hal
yang berbeda yang ia tawarkan padaku turut membuka hatikuku lebar. Aku tak
sadar, bahwa ia datang membawa perasaan aneh. Aku bergejolak dan menaruh harap.
Salahku memang, karna terlalu
mengartikanya sebagai cinta. Salahku memang karna aku juga terlalu mudah jatuh
cinta.
Aku
berbaring di kasurku sambil bermain – main di dunia maya di akun sosial
twitterku. Sesekali aku menatap langit – langit kamar dan bertanya “sedang apa
dia disana??” . “Mengapa kamu mudah menyatakan cinta itu?? Bukankah cinta butuh
waktu untuk bisa kita rasakan??”
Masih
tertanam di pikiran ku tanda tanya itu. kenapa harus aku?? Kenapa harus secepat
itu?? hati ku masih menganggap itu bukan lah cinta. Hanya sebuah pelampiasan
dan sekedar “keinginan” . Apa yang dia fikirkan?? Apa yang dia inginkan?? Dari
tatapan matanya, aku pun bisa membaca bagaimana caranya mencintai seorang
wanita. Ia bisa sangat sabar terhadap orang lain, tetapi ia tidak sabar
terhadap dirinya. Jika ia jengkel mungkin saja ia akan segera menunjukkannya.
Jika ia jatuh cinta, ia seperti burung merpati yang lepas. Seperti butiran
pasir yang digenggam di telapak tangan, semakin di genggam semakin mudah ia
lepas. Dia tidak terlalu menyukai aturan.
Wanita yang
ada di sekitarnya jauh lebih baik dari pada aku, jauh lebih cantik. Dan jauh
lebiih modis. Aku terlalu sederhana untuk bisa dimilikinya. Namun aku juga
tidak bisa menolaknnya, karna aku memiliki rasa yang ia sebut itu “cinta”
Cinta atau
bukan yang ada dihatinnya saat ini. aku tidak akan pernah bisa mengerti. Aku
hanya menjalani apa yang aku rasakan disini (tunjuk hati)
“Holong
rohang ku tu ho” :)
0 komentar:
Posting Komentar