Waktu
merangkak dengan cepat, merangkak yang kita rasa lambat ternyata bergerak
seakan tanpa jerat. Semua telah berubah, begitu juga kamu, dan aku. Bahkan
waktu telah menghapus aku dalam harimu, begitu juga kamu di dalam hariku. Waktu
telah memutar balikkan segalanya yang sempat indah. Tak ada yang pernah tahu,
kapan perpisahan menjadi penyebab kegelisahan. Aku yang menjalani, aku yang
berlari namun kamu tak pernah meyakini, bakan pergi, berlalu, hilang, dan
dengan sengaja menghancurkan rasa yang telah ku ukir indah. Aku tidak punya hak
untuk menebak. Kan ku biarkan… dan kan’ ku relakan kau pergi.. Kau bilang, aku
harus ikhlas walau terasa begitu menyakitkan. Tapi.. siapa yang tahu perasaan
seseorang yang terdalam? Mulut bisa berkata, tapi hati sulit berdusta. Kalau
boleh jujur, semua terasa asing dan berbeda.
Bagaimana
aku bisa menjelaskan banyak hal yang mungkin saja tidak kamu rasakan? Aku
berada di lorong – lorong gelap dan menunggu rengkuhan jemarimu mempertemukan
ku pada cahaya terang. Namun, bahkan tanganmu saja enggan menyentuh setiah
celah dalam jemariku, dan penyelamatan yang kunantikan tetap saja enggan
datang. Harapanku terlalu jauh… perpisahan seperti mendorongku pada realita dan
kenyataan yang selama ini kutakutkan. Kehilangan mempersatukanku pada air mata
yang sering kali jatuh tanpa sebab.. Yaa.. aku kehilangan kamu.. selain jarak
yang semakin memisahkan antara kamu dan aku.. hatimu pun tak dapat lagi ku
tilik karena pintumu tak lagi terbuka lebar.. kamu yang dulu berbeda dengan
dirimu yang sekarang.. aku tak dapat menjamah hari – harimu, aku tak dapat
bercerita dan berbagi tawa, karna aku enggan hadir di tengah – tengah ceritamu.
Bagaimana rasanya jika kamu yang menjadi aku..?? Bagaimana hati mu..??
Tak banyak
yang ingin ku jelaskan, saat kesepian menghadangku. Aku tak tahu dan tak mau
memikirkan keadaan yang tak mungkin kembali seperti dulu. Aku tak punya hak
untuk memintamu kembali, karena aku bukanlah siapa – siapamu. Masih adakah yang
perlu kupaksakan jika bagimu aku tidak pernah jadi tujuan?? Tidak munafik, aku
merasa kehilangan. Dulu aku terbiasa dengan candaan dan perhatian kecilmu,
namun segalanya tiba – tiba hilang, menguap.
Mungkin ini
juga salahku. Aku terlalu bodoh untuk rela membuang waktuku hanya untuk menunggu
dan bertahan dalam diamku. Namun aku sering kali tidak mengerti akan rasamu.
Aku yang lebih lama menantimu. Aku yang lebih lama menunggumu. Aku yang lebih
kuat mencintaimu. Namun mengapa harus dia yang mengisi hatimu??? Yaa… Ini bukan
salah mu.. dan bukan juga salahnya.. Itu hak mu. Pilihlah sesukamu. Tapi, tak
mungkin matamu terlalu buta dan hatimu terlalu cacat untuk tahu bahwa aku
mencintaimu. Sekarang, aku harus belajar untuk tidak peduli, aku harus belajar
memaafkan, juga merelakan. Anggap saja itu bukanlah kisah yang terlalu penting.
Film “You are the apple of my eyes” menyadarkan aku, betapa sakitnya jika
mengetahui orang yang selama ini diperjuangkan, memilih orang lain lalu kita
yang sudah lebih lama mencintainya dengan segala usaha, harus belajar
mengikhlaskannya. Yaa.. itulah aku dan perjuanganku. Aku merasakan sesak yang sama dan aku tahu
aku akan sesedih ini, namun aku tetap berusaha menghindar dari air mata sekuat
yg aku bisa. Tapi kau tahu kan, aku adalah wanita yang paling tidak kuat menahan
kesedihan..? Aku iklas jika hatimu memang memilihnya untuk memiliki hatimu.
Dengan segala sakit yang tertahan di dalam hati, aku harus benar – benar
belajar mengabaikan segala rasa yang telah terukir disini. Sekeras apa pun
usahaku untuk berjuang melupakan dan merelakanmu pergi, tetap saja goresan yang
tertanam dalam ini sangat sulit untuk sembuh dan selalu saja menambah rasa
perih ketika aku melihat statusmu untuknya. Tolong, jangan tunjukkan rasa
saling cinta kalian di depanku… aku sakit jika aku membacanya, apalagi
mendengarnya…
Yang aku
perjuangkan.. Yang kau abaikan.. :)
"Salah satu hal yang paling menyakitkan adalah ketika orang yang kamu cintai mencintai orang lain" :)
"Salah satu hal yang paling menyakitkan adalah ketika orang yang kamu cintai mencintai orang lain" :)
With Love..